Salah Siapa?

Lelaki itu memeluk dari belakang.
Si gadis tersenyum; bersandar di dadanya.

Perasaanku tak menentu ketika menyaksikannya.
Aku tak suka situasi ini. Kemesraan mereka membuatku marah.
Namun aku tak bisa berbuat apa-apa. Hanya berusaha tetap tersenyum.

“Kau tampan sekali, Sayangku.” Ujar si gadis dengan mesranya.

Aku bergidik mendengarkan.
Lelaki itu kian merapatkan pelukannya, seolah tak ingin terpisahkan.
“Kamu juga sangat cantik, Cintaku.”

Aku benar-benar ingin menghentikan semua.
Aku ingin berteriak, dan mengatakan padanya kalau semua ini tidak boleh terjadi.

Tapi aku terlalu gugup,
melihat diriku sendiri di dalam cermin; memeluk mesra seorang gadis,
yang baru diketahui adalah adik kandungnya yang dulu hilang.

Leave a comment